Training of Public Health (ToPH)
“Membentuk Potensi Kader ISMKMI, demi Mewujudkan Generasi Bermoral dan
Berintelektual”
Jumat - minggu (19-21 Februari 2021) - Training of Public Health (ToPH) ISMKMI Jakarta Raya diselenggarakan melalui daring yang dihadiri dari peserta berbagai institusi seperti UPNVJ, UHAMKA, UIN Jakarta, UMJ, STIKIM, SMRH, URINDO, MASDA dan UEU. Tujuan dari kegiatan ini yaitu memberi pemahaman yang sama terkait ISMKMI untuk semua institusi, membentuk SDM penggerak ISMKMI yang berkualitas dan kompeten dalam bidangnya. Bentuk dari kegiatan ini seperti pemaparan materi, forum group discussion (FGD) dan studi masalah pada kesehatan di daerah. Awal dari kegiatan ini yaitu sambutan-sambutan yang diisi oleh Al Farel Dimas (Ketua Pelaksana), Ikrila (Koordinator Daerah ISMKMI Jakarta Raya), Anisya Aulia Lestari (Koordinator Wilayah 2), Mikail Ramadhan Hermadyan Dewadaru (Sekretaris Jendral IMKMI)
Materi ke-1 yang disampaikan oleh Ka Baskara Petar Marhaensa S.K.M dengan materi Manajemen Organisasi yang di pandu oleh moderator Karin Aulia (Staff Jarkom).
Manajemen Organisasi merupakan ilmu dan seni yang mengatur manusia dalam suatu lembaga. Sumber daya manusia juga merupakan asset terpenting dari suatu organisasi. Aktualisasi SDM sesungguhnya berawal dari mahasiswa atau orang-orang yang sepantaran dan kita harus bersyukur dengan kualitas hingga kemampuan diri kita sendiri. Adapun fungsi dari manusia yaitu Intelegensi, Emosional dan Spiritual. Siklus dari manajemen organisasi ini seperti perencanaa, recruitment, orientasi, spesialisasi dan performance approval.
Materi Ke-2 yang disampaikan oleh ka Mikail Ramadhan Hermadyan Dewadaru dengan materi Dinamika
ISMKMI Sebagai IOMS yang di pandu oleh moderator Asyifa Maulidini (Staff Advokil). IOMS
atau Ikatan Organisasi Mahasiswa Sejenis menjadi wadah berbagai organisasi baik
organisasi berskala besar ataupun kecil yang bergerak dibidang dan dengan
tujuan yang sama. Kedudukan dari IOMS berada di tingkat fakultas, jurusan,
ataupun program studi. ISMKMI sebagai IOMS menjadi wadah
untuk mahasiswa program studi kesehatan masyarakat seluruh Indonesia untuk
mewujudkan atau membahas masalah yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat.
Arah kebijakan dari ISMKMI berada di bidang sosial, politik, keilmuan, dan
keprofesian kesehatan masyarakat. Terdapat 4 tingkatan di ISMKMI,
pertama tingkat nasional (tingkat paling atas dalam ISMKMI yang melingkupi dn
memiliki tugas sebagai perencana dan penyusun arah gerakan ISMKMI), kedua
tingkat wilayah (tingkat kedua yang melingkupi dan memiliki tugas sebagai wadah
segala informasi ISMKMI), ketiga tingkat daerah (tingkat ketiga yang melingkupi
dan memilki tugas sebagai pelaksana pergerakan), dan keempat tingkat institusi
(tingkat terakhir pada ISMKMI yang juga sebagai anggota ISMKMI yang asalnya
dari BEM/HIMA/Senat. Pola komunikasi dan berkoodinasi
dari ISMKMI merupakan modal dalam pelaksanaan ISMKMI itu sendiri yang ada dikeempat
tingkatan. Komitmen dan perjuangan bagi pengurus dan anggota ISMKMI menjadi hal
terpenting. Karena salah satu penyakit atau salah satu yang menjadi hal penting di ISMKMI yaitu jangan mengatasnamakan institusi yang dia
bawa, semuanya harus berdasar atas kepentingan bersama.
Materi ke-3 yang disampaikan oleh kak Nadiva Dzikriyati S.K.M dengan materi Manajemen Diri yang di pandu oleh moderator Devin Zikria Sembada (Staff PSDM). Apapun yang kita
dilakukan itu dipengaruhi oleh 2 hal yaitu internal bawaan tekat dari diri kita
dan eksternal dari lingkungan. Manajemen diri mudah untuk di implementasikan internal
bisa kita atur, bulatkan tekat kita dan perbaiki terus,jangan terlalu memaksakan
diri dan tahu kapasitas diri sendiri, buat lah target dan tujuan yang
jelas,buat tujuan yang menantang agar bisa memacu diri dan bergerak maju supaya
tujuan yang dicapai tidak membosankan dan kita jadi tidak males,seperti apapun
target atau tujuan tanpa ada komitmen maka tidak akan tercapai. Nah supaya bisa menumbuhkan
komitmen itu kita bikin reward atau apresiasi pada diri kita yang sudah
mencapai suatu target biar makin semangat lalu buat timeline agar komitmennya
tetap sejalan,disiplin. Apapun pengaruh yang ada yang terjadi jangan mudah
terpengaruhi, bulatkan tekat yang sudah dibangun,apa yang ingin dituju tidak
menunda-nunda waktu dengan menetapkan deadline kita sendiri agar lebih
disiplin.Atur stres dengan cara menerima keadaan yang ada jangan terlalu
dipikirkan,cari lingkungan yang positif,ubah reaksi terhadap sesuatu dengan
cara membuat suatu yang positif agar kita semangat. Kembangin potensi yang sudah
kita punya, belajar hal hal yang baru kalo memang kita bisa kenapa ga dicoba
dahulu, tapi jangan terlalu dipakskan.
Materi ke-4 yang disampaikan oleh kak Manik Marganamahendra dengan materi Analisis Wacana
Pergerakan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat yang di pandu oleh moderator Devin Zikria Sembada (Staff PSDM).
Diharapkan dalam kampus
mampu memberikan nilai-nilai Tri Darma Perguruan Tinggi kepada seluruh
mahasiswanya. Pada dasarnya gerakan mahasiswa dibangun dari kepekaan
sosial,dalam gerakan mahasiswa harus memiliki kapasitas dan peningkatan
kapasitas dapat dilakukan melalui diskusi,belajar kajian, public speaking, membangun jaringan di semua
golongan dan semua kelas masyarakat,belajar teori politik hukum ideologi dan
ekonomi kesehatan, sangatlah penting, hal ini dikarenakan ini lah titik terlemah kita
sebagai anak kesehatan yang tidak menguasai nilai nilai politik sebab karna
itulah program-program dan kebijakan
banyak sekali yang tidak mengatas namakan nilai nilai kesehatan.Media sosial memiliki
kekuatan yang sangat besar maka kita sebagai generasi baru dalam sebuah pergerakan
gunakan lah media sosial untuk mempermudah aksi kita. Bangun kekuatan media
sosial kemudian selaraskan dilapangan aksi maka kekuatan pergerakan mahasiswa menjadi makin kuat.
"Aksi tidak menjanjikan
sebuah perubahan namun ingat tidak pernah ada perubahan tanpa aksi."
-Manik Marganamahendra-
Materi ke-5 yang disampaikan oleh kak Andi Ikram Rifki S.K.M dengan materi Teknik Advokasi yang di pandu oleh moderator Devin Zikria Sembada (Staff PSDM). Advokasi
erat kaitannya dengan studi kasus yang dimana untuk melakukan sebuah advokasi
harus memiliki studi kasus yang menjadi sebuah masalah yang harus di
advokasikan. Manfaat studi kasus sebagai bahan advokasi yaitu ,memberikan edukasi yang
tepat, mempengaruhi kebijakan dan memberi perubahan pada masyarakat.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual
tertinggi memiliki tanggung jawab terhadap kondisi sosial bagi masyarakat dan
diharapkan mampu menjalankan fungsi dan perannnya ditengah masyarakat. Dengan
ilmu yang kita milki dan akhlak yang diberikan tentunya mampu membawa perubahan
di lingkungan kita. Agar advokasi menjadi lebih kuat di butuhkannya kolaborasi
dengan orang orang lain yang memiliki kepentingan yang sama tanpa adanya
membawa kepentingan pribadi, jangan jadikan advokasi sebagai ajang eksistensi
untuk mendapat suatu klaiman diri sendiri atau kelompok tertentu. Membangun
opini pada publik salah satunya dengan menguasi media, jika kita mampu menguasi
media maka publik mampu ikut dan mendukung apa yang kita lakukan. Kurangi
bicara, banyak berbuat walaupun dimulai dari hal-hal yang kecil.
Materi ke-6 yang disampaikan oleh kak Riani Rizkika dengan materi Teknik Persidangan yang di pandu oleh moderator Lubna (Staff Jarkom). Persidangan menjadi kegiatan untuk berkomunikasi dan menyatukan seluruh
ide-ide yang nantinya akan digunakan dalam pengambilan keputusan. Persidangan
sendiri juga memiliki 2 sifat yaitu terbuka dimana sidang tersebut bisa
disaksikan banyak orang dan tertutup untuk persidangan yang tidak disaksikan
atau mengundang banyak orang. Ada empat jenis dari sidang yaitu sidang
pendahuluan, komisi, pleno, dan paripurna yang keempatnya disesuaikan dengan
kebutuhan dalam pengambilan keputusan.
Persidangan dapat
berlangsung apabila terdiri dari beberapa unsur di dalamnya seperti, forum,
pimpinan sidang, peserta sidang, draft sidang, dan palu sidang. Forum sidang
contohnya di dalam organisasi ISMKMI yang bisa diikuti yaitu rakerda, muswil,
rapimnas, dan muskernas. Untuk unsur selanjutnya yaitu pimpinan sidang terdiri
pimpinan sidang sementara dan pimpinan sidang tetap. Untuk pimpinan sidang
sementara biasanya terdiri dari sc kegiatan dan bertugas memimpin dari sidang
pendahuluan sampai sidang tetap, sedangkan pimpinan sidang tetap dipilih oleh
peserta sidang dan bertugas memimpin forum dari awal dipilih sampai selesai.
Pimpinan sidang harus menjalankan tugasnya dalam memimpin jalannya persidangan,
notulensi, dan mengawasi peserta sidang.
Unsur penting yang ada
di dalam sidang selanjutnya adalah palu sidang. Palu sidang harus dalam keadaan
terbuka saat sedang berlangsung persidangan dan dalam keadaan tertutup saat
saat sidang ditunda/skorsing. Jumlah
ketukan pada palu juga disesuaikan berdasarkan fungsi tersebut. Selanjutnya
yaitu unsur peserta sidang, yang terdiri dari peserta sidang tetap contohnya di
ISMKMI yaitu institusi anggota tetap ISMKMI dan peserta sidang peninjau
contohnya yaitu intitusi anggota peninjau ISMKMI. Perbedaannya hanya terletak
di hak nya saja, dimana peserta sidang tetap mempunyai hak suara dan bicara,
sedangkan peninjau hanya memiliki hak bicara.
Dalam pengambilan
keputusan tidak mencapai mufakat, maka perlu dilakukan ke tahap selanjutnya
yaitu lobbying sampai diperoleh jalan
tengahnya. Selanjutnya jika lobbying
masih belum mencapai mufakat, maka perlu ke proses selanjutnya yaitu voting oleh peserta sidang tetap. Saat
persidangan dalam memberikan interupsi juga memiliki peraturan yang sudah
disampaikan di tata tertib. Untuk persidangan online terdapat aturan lain,
misal harus ketik angka 1 sebelum ditunjuk atau memberikan interupsi. Interupsi
privilege merupakan jenis interupsi tertinggi dimana wajib didahulukan karena
bisa jadi ada hak pribadi yang dilecehkan seperti adanya unsur sara di
dalamnya.
Materi ke-7 yang disampaikan oleh kak Abdul Latif Mustofa, S.K.M dengan materi Kepemimpinan Daerah yang di pandu oleh moderator Lubna (Staff Jarkom). Kepemimpinan adalah
kreatifitas dalam bertindak, kemampuan untuk melihat masa depan, namun tetap
menghargai masa lalu. Cara komunikasi dan
koordinasi daerah ISMKMI dimulai dari sekretaris jenderal yang bekerja sama
dengan DPN kemudian lanjut ke pengurus wilayah, di mana wilayah dibagi menjadi
4 wilayah. Kemudian masing masing wilayah memiliki koordinator daerah
masing-masing dan kemudian ke pengurus daerah lalu ke institusi anggota ISMKMI. ISMKMI harus melakukan
lompatan-lompatan yang baru, harus sering melakukan advokasi kepada para
stakeholders. Prinsip dan Strategi
Kepemimpinan Daerah di ISMKMI diantaranya ada Respect to System, Respect to
Time, Respect to People, dan Respect to Self.
Adapun upaya untuk
membagun kerjasama yang baik berdasarkan kultur daerah diantaranya
- Membangun
kepercayaan antar sesama
- Mengingat
kembali bahwa kita semua adalah partner
- Melakukan
sharing
- Membangun
keharmonisan
- Membangun
jaringan dan juga kerjasama
- Melakukan
support dan action
Materi ke-8 yang disampaikan oleh kak Mutia Indraswari dengan materi Stunting yang di pandu oleh moderator Melizha Handayani (Kadiv TCD). Saat ini prevalensi stunting di Indonesia masih terbilang sangat tinggi yaitu sebesar 30,8% pada tahun 2018 walaupun grafik dari tahun 2013 menurun akan tetapi Indonesia masih menempati posisi ke-2 di kawasan Asia Tenggara dan ke 108 dari 132 Negara dengan jumlah stunting tertinggi, selain itu stunting di Indonesia masih melebihi ambang batas WHO yaitu <20%. Stunting dialami oleh sekitar 8,9% juta anak Indonesia atau 1 dari 3 anak mengalami stunting. Proporsi stunting tertinggi di Indonesia terdapat di NTT, Sulbar dan NTB dan proporsi stunting terendah berada di kepulauan Bangka Belitung, Kepuluan Riau dan Bali (SSGBI Balitbangkes Kemenkes RI, 2019).
Presiden dan wakil presiden berkomitmen dalam pencegaan stunting melalui 5 pilar pencegahan stunting yaitu:
- Komitmen dan visi kepemimpinan
- kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku
- konvergensi, koordinasi dan konsolidasi program pusat hingga daerah
- ketahanan pangan dan gizi
- pemantauan dan evaluasi
Sasaran
prioritas dalam strategi nasional percepatan pencegahan stunting yaitu ibu
hamil dan anak usia 0-2 tahun atau rumah tangga 1000 HPK. RPJMN 2015-2019 menurunkan prevalensi stunting
pada anak bawah usia 2 tahun menjadi 28% dengan melibatkan lintas sektor. Rencana aksi penurunan stunting perlu didorong
menjadi gerakan oleh berbagai pihak hingga lapisan masyarakat di
desa/kelurahan.
Permasalahan
yang berpotensi menjadi hambatan dalam menanggulangi stunting, yaitu :
- Pengetahuan
masyarakat tentang stunting masih rendah
- Rendahnya kapasitas SDM
- Penanggulangan
stunting belum menjadi prioritas program di desa/kelurahan
·
Upaya pencegahan stunting dapat dilakukan
dengan:
- Memenuhi
kebutuhan gizi anak yang sesuai pada 1000 HPK
- Pemenuhan
kebutuhan asupan nutrisi bagi ibu hamil
- Konsumsi
protein pada menu harian sesuai kadar untuk balita usia >6 bulan
- Menjaga
kebersihan sanitasi dan memenuhi kebutuhan air bersih
- Rutin
membawa anak ke posyandu minimal 1 bulan sekali
Materi ke-9 yang disampaikan oleh dr. Marti Rahayu D K, MKM dengan materi PHBS DBD yang di pandu oleh moderator Nabila Ikhtiani (Staff Pengmas).
Demam Berdarah Dengue
adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh Nyamuk Aedes aegpty. Penyakit DBD di Indonesia sudah ada sejak
1968 dan masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan semakin meningkat.
Tidak hanya di Perkotaan besar, namun penyakit ini juga terjadi di Kabupaten.
Saat ini kasus DBD terbesar di 472 Kab/Kota di 34 Provinsi, kematian akibat DBD
terjadi di 219 Kab/Kota.
Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin spesifik untuk
penyakit DBD, maka dari itu adanya PHBS sangat penting untuk mencegah
terjadinya DBD. PHBS yaitu sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang keluarga,
kelompok, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan
dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan Masyarakat. Upaya PHBS harus
dilakukan secara berkesinambungan tidak bisa hanya dilakukan sekali, kemudian
dilakukan dengan bersama – sama antara masyarakat dan pemerintah. Peran
Mahasiswa juga sangat penting dalam penanganan PHBS DBD seperti : memberikan
edukasi kepada masyarakat, aktif sebagai Jumantik, Terlibat dalam kegiatan PSN
3M Plus di rumah dan lingkungan tempat tinggal, memberi motivasi kepada
masyarakat, dan membantu melakukan pemantauan di lingkungan tempat tinggalnya.
PESERTA ToPH 2021
Aihhhh kerenn bangett Jakarta rayaa
BalasHapusmantappp
BalasHapusMantap.. ga ada obat
BalasHapus