Jumat, 26 Februari 2021

Training of Public Health

Training of Public Health (ToPH)

“Membentuk Potensi Kader ISMKMI, demi Mewujudkan Generasi Bermoral dan Berintelektual”

ToPH


Jumat - minggu (19-21 Februari 2021) - Training of Public Health (ToPH) ISMKMI Jakarta Raya diselenggarakan melalui daring yang dihadiri dari peserta berbagai institusi seperti UPNVJ, UHAMKA, UIN Jakarta, UMJ, STIKIM, SMRH, URINDO, MASDA dan  UEU. Tujuan dari kegiatan ini yaitu memberi pemahaman yang sama terkait ISMKMI untuk semua institusi, membentuk SDM penggerak ISMKMI yang berkualitas dan kompeten dalam bidangnya. Bentuk dari kegiatan ini seperti pemaparan materi, forum group discussion (FGD) dan studi masalah pada kesehatan di daerah. Awal dari kegiatan ini yaitu sambutan-sambutan yang diisi oleh Al Farel Dimas (Ketua Pelaksana), Ikrila (Koordinator Daerah ISMKMI Jakarta Raya), Anisya Aulia Lestari (Koordinator Wilayah 2), Mikail Ramadhan Hermadyan Dewadaru (Sekretaris Jendral IMKMI)

Materi ke-1 yang disampaikan oleh Ka Baskara Petar Marhaensa S.K.M dengan materi Manajemen Organisasi yang di pandu oleh moderator Karin Aulia (Staff Jarkom).
Pematero ke-1
Manajemen Organisasi merupakan ilmu dan seni yang mengatur manusia dalam suatu lembaga. Sumber daya manusia juga merupakan asset  terpenting dari suatu organisasi. Aktualisasi SDM sesungguhnya berawal dari mahasiswa atau orang-orang yang sepantaran dan kita harus bersyukur dengan kualitas hingga kemampuan diri kita sendiri. Adapun fungsi dari manusia yaitu Intelegensi, Emosional dan Spiritual. Siklus dari manajemen organisasi ini seperti perencanaa, recruitment, orientasi, spesialisasi dan performance approval.

Pemateri ke-2Materi Ke-2 yang disampaikan oleh ka Mikail Ramadhan Hermadyan Dewadaru  dengan materi Dinamika ISMKMI Sebagai IOMS yang di pandu oleh moderator Asyifa Maulidini (Staff Advokil)
IOMS atau Ikatan Organisasi Mahasiswa Sejenis menjadi wadah berbagai organisasi baik organisasi berskala besar ataupun kecil yang bergerak dibidang dan dengan tujuan yang sama. Kedudukan dari IOMS berada di tingkat fakultas, jurusan, ataupun program studi. ISMKMI sebagai IOMS menjadi wadah untuk mahasiswa program studi kesehatan masyarakat seluruh Indonesia untuk mewujudkan atau membahas masalah yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Arah kebijakan dari ISMKMI berada di bidang sosial, politik, keilmuan, dan keprofesian kesehatan masyarakat. Terdapat 4 tingkatan di ISMKMI, pertama tingkat nasional (tingkat paling atas dalam ISMKMI yang melingkupi dn memiliki tugas sebagai perencana dan penyusun arah gerakan ISMKMI), kedua tingkat wilayah (tingkat kedua yang melingkupi dan memiliki tugas sebagai wadah segala informasi ISMKMI), ketiga tingkat daerah (tingkat ketiga yang melingkupi dan memilki tugas sebagai pelaksana pergerakan), dan keempat tingkat institusi (tingkat terakhir pada ISMKMI yang juga sebagai anggota ISMKMI yang asalnya dari BEM/HIMA/Senat. Pola komunikasi dan berkoodinasi dari ISMKMI merupakan modal dalam pelaksanaan ISMKMI itu sendiri yang ada dikeempat tingkatan. Komitmen dan perjuangan bagi pengurus dan anggota ISMKMI menjadi hal terpenting. Karena salah satu penyakit atau  salah satu yang menjadi hal penting di ISMKMI yaitu jangan mengatasnamakan institusi yang dia bawa, semuanya harus berdasar atas kepentingan bersama. 

Pemateri ke-3
Materi ke-3 yang disampaikan oleh kak Nadiva Dzikriyati S.K.M dengan materi Manajemen Diri yang di pandu oleh moderator Devin Zikria Sembada  (Staff PSDM)
Apapun yang kita dilakukan itu dipengaruhi oleh 2 hal yaitu internal bawaan tekat dari diri kita dan eksternal dari lingkungan. Manajemen diri mudah untuk di implementasikan internal bisa kita atur, bulatkan tekat kita dan perbaiki terus,jangan terlalu memaksakan diri dan tahu kapasitas diri sendiri, buat lah target dan tujuan yang jelas,buat tujuan yang menantang agar bisa memacu diri dan bergerak maju supaya tujuan yang dicapai tidak membosankan dan kita jadi tidak males,seperti apapun target atau tujuan tanpa ada komitmen maka tidak akan tercapai. Nah supaya bisa menumbuhkan komitmen itu kita bikin reward atau apresiasi pada diri kita yang sudah mencapai suatu target biar makin semangat lalu buat timeline agar komitmennya tetap sejalan,disiplin. Apapun pengaruh yang ada yang terjadi jangan mudah terpengaruhi, bulatkan tekat yang sudah dibangun,apa yang ingin dituju tidak menunda-nunda waktu dengan menetapkan deadline kita sendiri agar lebih disiplin.Atur stres dengan cara menerima keadaan yang ada jangan terlalu dipikirkan,cari lingkungan yang positif,ubah reaksi terhadap sesuatu dengan cara membuat suatu yang positif agar kita semangat. Kembangin potensi yang sudah kita punya, belajar hal hal yang baru kalo memang kita bisa kenapa ga dicoba dahulu, tapi jangan terlalu dipakskan.
Pemateri ke-4

Materi ke-4 yang disampaikan oleh kak Manik Marganamahendra dengan materi Analisis Wacana Pergerakan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat yang di pandu oleh moderator Devin Zikria Sembada  (Staff PSDM)
    Diharapkan dalam kampus mampu memberikan nilai-nilai Tri Darma Perguruan Tinggi kepada seluruh mahasiswanya. Pada dasarnya gerakan mahasiswa dibangun dari kepekaan sosial,dalam gerakan mahasiswa harus memiliki kapasitas dan peningkatan kapasitas dapat dilakukan melalui diskusi,belajar kajian, public speaking, membangun jaringan di semua golongan dan semua kelas masyarakat,belajar teori politik hukum ideologi dan ekonomi kesehatan, sangatlah penting, hal ini dikarenakan ini lah titik terlemah kita sebagai anak kesehatan yang tidak menguasai nilai nilai politik sebab karna itulah  program-program dan kebijakan banyak sekali yang tidak mengatas namakan nilai nilai kesehatan.Media sosial memiliki kekuatan yang sangat besar maka kita sebagai generasi baru dalam sebuah pergerakan gunakan lah media sosial untuk mempermudah aksi kita. Bangun kekuatan media sosial kemudian selaraskan dilapangan aksi maka kekuatan pergerakan  mahasiswa menjadi makin kuat.
"Aksi tidak menjanjikan sebuah perubahan namun ingat tidak pernah ada perubahan tanpa aksi." 
-Manik Marganamahendra-

Pemateri ke-5
Materi ke-5 yang disampaikan oleh kak Andi Ikram Rifki S.K.M dengan materi Teknik Advokasi yang di pandu oleh moderator Devin Zikria Sembada  (Staff PSDM)
    Advokasi erat kaitannya dengan studi kasus yang dimana untuk melakukan sebuah advokasi harus memiliki studi kasus yang menjadi sebuah masalah yang harus di advokasikan. Manfaat studi kasus sebagai bahan advokasi yaitu ,memberikan edukasi yang tepat, mempengaruhi kebijakan dan memberi perubahan pada masyarakat.
  Mahasiswa sebagai kaum intelektual tertinggi memiliki tanggung jawab terhadap kondisi sosial bagi masyarakat dan diharapkan mampu menjalankan fungsi dan perannnya ditengah masyarakat. Dengan ilmu yang kita milki dan akhlak yang diberikan tentunya mampu membawa perubahan di lingkungan kita. Agar advokasi menjadi lebih kuat di butuhkannya kolaborasi dengan orang orang lain yang memiliki kepentingan yang sama tanpa adanya membawa kepentingan pribadi, jangan jadikan advokasi sebagai ajang eksistensi untuk mendapat suatu klaiman diri sendiri atau kelompok tertentu. Membangun opini pada publik salah satunya dengan menguasi media, jika kita mampu menguasi media maka publik mampu ikut dan mendukung apa yang kita lakukan. Kurangi bicara, banyak berbuat walaupun dimulai dari hal-hal yang kecil.

Pemateri ke-6
Materi ke-6 yang disampaikan oleh kak Riani Rizkika dengan materi Teknik Persidangan yang di pandu oleh moderator Lubna  (Staff Jarkom)
  Persidangan menjadi kegiatan untuk berkomunikasi dan menyatukan seluruh ide-ide yang nantinya akan digunakan dalam pengambilan keputusan. Persidangan sendiri juga memiliki 2 sifat yaitu terbuka dimana sidang tersebut bisa disaksikan banyak orang dan tertutup untuk persidangan yang tidak disaksikan atau mengundang banyak orang. Ada empat jenis dari sidang yaitu sidang pendahuluan, komisi, pleno, dan paripurna yang keempatnya disesuaikan dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan.
    Persidangan dapat berlangsung apabila terdiri dari beberapa unsur di dalamnya seperti, forum, pimpinan sidang, peserta sidang, draft sidang, dan palu sidang. Forum sidang contohnya di dalam organisasi ISMKMI yang bisa diikuti yaitu rakerda, muswil, rapimnas, dan muskernas. Untuk unsur selanjutnya yaitu pimpinan sidang terdiri pimpinan sidang sementara dan pimpinan sidang tetap. Untuk pimpinan sidang sementara biasanya terdiri dari sc kegiatan dan bertugas memimpin dari sidang pendahuluan sampai sidang tetap, sedangkan pimpinan sidang tetap dipilih oleh peserta sidang dan bertugas memimpin forum dari awal dipilih sampai selesai. Pimpinan sidang harus menjalankan tugasnya dalam memimpin jalannya persidangan, notulensi, dan mengawasi peserta sidang.
    Unsur penting yang ada di dalam sidang selanjutnya adalah palu sidang. Palu sidang harus dalam keadaan terbuka saat sedang berlangsung persidangan dan dalam keadaan tertutup saat saat sidang ditunda/skorsing. Jumlah ketukan pada palu juga disesuaikan berdasarkan fungsi tersebut. Selanjutnya yaitu unsur peserta sidang, yang terdiri dari peserta sidang tetap contohnya di ISMKMI yaitu institusi anggota tetap ISMKMI dan peserta sidang peninjau contohnya yaitu intitusi anggota peninjau ISMKMI. Perbedaannya hanya terletak di hak nya saja, dimana peserta sidang tetap mempunyai hak suara dan bicara, sedangkan peninjau hanya memiliki hak bicara.
    Dalam pengambilan keputusan tidak mencapai mufakat, maka perlu dilakukan ke tahap selanjutnya yaitu lobbying sampai diperoleh jalan tengahnya. Selanjutnya jika lobbying masih belum mencapai mufakat, maka perlu ke proses selanjutnya yaitu voting oleh peserta sidang tetap. Saat persidangan dalam memberikan interupsi juga memiliki peraturan yang sudah disampaikan di tata tertib. Untuk persidangan online terdapat aturan lain, misal harus ketik angka 1 sebelum ditunjuk atau memberikan interupsi. Interupsi privilege merupakan jenis interupsi tertinggi dimana wajib didahulukan karena bisa jadi ada hak pribadi yang dilecehkan seperti adanya unsur sara di dalamnya. 

Pemateri ke-7Materi ke-7 yang disampaikan oleh kak Abdul Latif Mustofa, S.K.M dengan materi Kepemimpinan Daerah yang di pandu oleh moderator Lubna  (Staff Jarkom)
    Kepemimpinan adalah kreatifitas dalam bertindak, kemampuan untuk melihat masa depan, namun tetap menghargai masa lalu. Cara komunikasi dan koordinasi daerah ISMKMI dimulai dari sekretaris jenderal yang bekerja sama dengan DPN kemudian lanjut ke pengurus wilayah, di mana wilayah dibagi menjadi 4 wilayah. Kemudian masing masing wilayah memiliki koordinator daerah masing-masing dan kemudian ke pengurus daerah lalu ke institusi anggota ISMKMI. ISMKMI harus melakukan lompatan-lompatan yang baru, harus sering melakukan advokasi kepada para stakeholders. Prinsip dan Strategi Kepemimpinan Daerah di ISMKMI diantaranya ada Respect to System, Respect to Time, Respect to People, dan Respect to Self.

Adapun upaya untuk membagun kerjasama yang baik berdasarkan kultur daerah diantaranya
  1. Membangun kepercayaan antar sesama
  2. Mengingat kembali bahwa kita semua adalah partner
  3. Melakukan sharing
  4. Membangun keharmonisan
  5. Membangun jaringan dan juga kerjasama
  6. Melakukan support dan action
Pemater ke-8
Materi ke-8 yang disampaikan oleh kak Mutia Indraswari dengan materi Stunting yang di pandu oleh moderator Melizha Handayani  (Kadiv TCD)
Saat ini prevalensi stunting di Indonesia masih terbilang sangat tinggi yaitu sebesar 30,8% pada tahun 2018 walaupun grafik dari tahun 2013 menurun akan tetapi Indonesia masih menempati posisi ke-2 di kawasan Asia Tenggara dan ke 108 dari 132 Negara dengan jumlah stunting tertinggi, selain itu stunting di Indonesia masih melebihi ambang batas WHO yaitu <20%. Stunting dialami oleh sekitar 8,9% juta anak Indonesia atau 1 dari 3 anak mengalami stunting. Proporsi stunting tertinggi di Indonesia terdapat di NTT, Sulbar dan NTB dan proporsi stunting terendah berada di kepulauan Bangka Belitung, Kepuluan Riau dan Bali (SSGBI Balitbangkes Kemenkes RI, 2019). 
Presiden dan wakil presiden berkomitmen dalam pencegaan stunting melalui 5 pilar pencegahan stunting yaitu:
  1. Komitmen dan visi kepemimpinan
  2. kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku
  3. konvergensi, koordinasi dan konsolidasi program pusat hingga daerah
  4. ketahanan pangan dan gizi
  5. pemantauan dan evaluasi
Sasaran prioritas dalam strategi nasional percepatan pencegahan stunting yaitu ibu hamil dan anak usia 0-2 tahun atau rumah tangga 1000 HPK. RPJMN 2015-2019 menurunkan prevalensi stunting pada anak bawah usia 2 tahun menjadi 28% dengan melibatkan lintas sektor. Rencana aksi penurunan stunting perlu didorong menjadi gerakan oleh berbagai pihak hingga lapisan masyarakat di desa/kelurahan.

Permasalahan yang berpotensi menjadi hambatan dalam menanggulangi stunting, yaitu :
  • Pengetahuan masyarakat tentang stunting masih rendah
  • Rendahnya kapasitas SDM
  • Penanggulangan stunting belum menjadi prioritas program di desa/kelurahan

·         Upaya pencegahan stunting dapat dilakukan dengan:

  • Memenuhi kebutuhan gizi anak yang sesuai pada 1000 HPK
  • Pemenuhan kebutuhan asupan nutrisi bagi ibu hamil
  • Konsumsi protein pada menu harian sesuai kadar untuk balita usia >6 bulan
  • Menjaga kebersihan sanitasi dan memenuhi kebutuhan air bersih
  • Rutin membawa anak ke posyandu minimal 1 bulan sekali

Materi ke-9 yang disampaikan oleh dr. Marti Rahayu D K, MKM dengan materi PHBS DBD yang di pandu oleh moderator Nabila Ikhtiani (Staff Pengmas)

    Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh Nyamuk Aedes aegpty. Penyakit DBD di Indonesia sudah ada sejak 1968 dan masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan semakin meningkat. Tidak hanya di Perkotaan besar, namun penyakit ini juga terjadi di Kabupaten. Saat ini kasus DBD terbesar di 472 Kab/Kota di 34 Provinsi, kematian akibat DBD terjadi di 219 Kab/Kota.

    Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin spesifik untuk penyakit DBD, maka dari itu adanya PHBS sangat penting untuk mencegah terjadinya DBD. PHBS yaitu sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang keluarga, kelompok, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan Masyarakat. Upaya PHBS harus dilakukan secara berkesinambungan tidak bisa hanya dilakukan sekali, kemudian dilakukan dengan bersama – sama antara masyarakat dan pemerintah. Peran Mahasiswa juga sangat penting dalam penanganan PHBS DBD seperti : memberikan edukasi kepada masyarakat, aktif sebagai Jumantik, Terlibat dalam kegiatan PSN 3M Plus di rumah dan lingkungan tempat tinggal, memberi motivasi kepada masyarakat, dan membantu melakukan pemantauan di lingkungan tempat tinggalnya.

PESERTA ToPH 2021

















3 komentar: