Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
tentang Stunting
Stunting merupakan masalah kesehatan serius bukan sekedar masalah
fisik, namun lebih daripada itu. Anak-anak yang mengalami stunting berisiko
mengalami hambatan kognitif, keterbatasan perkembangan otak, dan penurunan
imunitas. Hasil analisis dalam penelitian yang dilakukan oleh Khatimah et al.,
(2024) menunjukan bahwa stunting memiliki
dampak yang sangat besar terhadap tumbuh kembang anak dan masa depan bangsa. Anak-anak yang stunting cenderung memiliki kapasitas
belajar yang lebih rendah, sehingga mempengaruhi prestasi akademik dan
kemampuan mereka untuk bersaing di dunia kerja. Ketika menginjak usia dewasa, stunting juga meningkatkan risiko
penyakit tidak menular, seperti diabetes dan hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa
tingginya angka stunting di suatu
negara berdampak langsung pada rendahnya kualitas sumber daya manusia. Melihat
masih banyaknya anak Indonesia
yang stunting
saat ini, sulit
untuk membayangkan bagaimana kondisi sumber daya manusia Indonesia di
masa mendatang. Jika tidak segera diatasi, stunting
dapat menjadi batu sandungan besar dalam menciptakan generasi emas yang kita
impikan.
Seiring dengan perkembangan
teknologi, media sosial menjadi salah satu alat paling efektif untuk
menyebarluaskan informasi, termasuk isu-isu kesehatan seperti stunting. Indonesia memiliki penetrasi
internet yang tinggi membuat media sosial menjadi bagian dari kehidupan
sehari-hari masyarakat. Oleh karena itu, mari kita telusuri lebih jauh
bagaimana sosial media dapat menjadi senjata untuk melawan stunting dan mengamankan masa depan generasi penerus bangsa.
1. Media Sosial
sebagai Alat Edukasi Publik
Era
digital seperti saat ini, media sosial memiliki peran penting dalam menyebarkan
informasi mengenai stunting, salah
satunya dengan mempermudah akses komunikasi. Platform seperti Instagram,
Facebook, TikTok, dan Twitter menjadi alat untuk mengedukasi masyarakat tentang
pentingnya mencegah stunting melalui
kampanye yang mudah dipahami dan dapat diakses kapan saja. Berdasarkan
penelitian Muttaqin., et al (2024) menunjukkan bahwa kampanye di media sosial
berdampak positif dalam upaya pencegahan stunting.
Setelah dilakukan kampanye, terjadi peningkatan pengetahuan di masyarakat,
sehingga masyarakat menjadi lebih sadar pada penyebab stunting, faktor-faktor risiko, serta dampak negatifnya terhadap
perkembangan anak-anak. Selain itu, hal ini juga diiringi dengan perubahan
perilaku, dimana masyarakat mulai mengadopsi praktik-praktik sehat dalam
merawat anak-anak, seperti memberikan nutrisi yang baik, mengikuti jadwal
imunisasi, dan menghindari makanan tidak sehat.
Media
sosial yang semakin canggih dapat menyediakan fitur-fitur yang inovatif dalam
penyampaian informasi, contohnya adalah penggunaan audio visual yang dikemas
menjadi video menarik. Hal ini menjadi keunggulan media sosial untuk memberikan
dampak positif, termasuk pada upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terkait
pencegahan stunting. Menurut
penelitian Mistari dan Rahim (2023),
menjelaskan bahwa pemanfaatan media sosial yang baik dengan menggunakan video
konten edukasi stunting di media
sosial dapat mudah disajikan kepada masyarakat dan dapat menjangkau audiens
lebih luas, sehingga membantu banyak orang untuk mengakses informasi tentang
pertumbuhan anak khususnya stunting.
Video
animasi yang berupa edukasi pentingnya nutrisi untuk tumbuh kembang anak serta
dampak stunting menjadi alat yg luar biasa efektif. Gambar animasi yg menarik
mudah dipahami dan diingat, membuat masyarakat lebih mudah tergerak untuk
melakukan perubahan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai
upaya pencegahan stunting. Pendekatan ini tidak hanya mempermudah pemahaman
tetapi juga membuat konten edukasi lebih menarik dan mudah diingat (Mistari dan
Rahim, 2023).
2. Tantangan dan Solusi
Media
sosial mempunyai potensi yang besar sebagai alat edukasi publik, namun di sisi
lain juga memiliki tantangan yg harus kita hadapi. Salah satu tantangan
utamanya adalah maraknya hoax atau
informasi yang tidak akurat mengenai kesehatan diikuti dengan kurangnya
literasi digital dikalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan tidak semua orang
dapat menyaring informasi yang benar sehingga rentan mempercayai berita palsu
atau mengambil keputusan yang salah. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan
kolaborasi dari berbagai pihak termasuk pemerintah dan lembaga kesehatan dalam
memastikan bahwa konten edukasi yang beredar di sosial media adalah informasi
yang akurat dan terpercaya. Serta memberikan pelatihan literasi digital bagi
masyarakat untuk mengajarkan cara memverifikasi informasi kesehatan secara
daring (Aveny, Trio Mahendra, & Saputra, 2023). Masyarakat yang memiliki
kemampuan memilah informasi yang benar menjadi modal utama dalam upaya edukasi
melalui sosial media yang lebih efektif dan berdampak jangka panjang.
3. Dampak positif yang dapat dicapai
Pemanfaatan
media sosial dalam mengkampanyekan pencegahan stunting memiliki potensi besar
untuk menciptakan perubahan yang positif sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran di masyarakat. Masyarakat menjadi lebih memahami
kebutuhan nutrisi anak, pentingnya ASI eksklusif, imunisasi, serta menjaga
sanitasi dan kebersihan lingkungan untuk mendukung tumbuh kembang anak. Tak
hanya itu, pemahaman yang baik akan mendorong perubahan perilaku masyarakat yang
tidak hanya berkontribusi pada pengurangan angka stunting, tetapi juga pada pembangunan generasi muda yang lebih
sehat, cerdas, dan kompetitif di masa depan.
Media sosial dapat menjadi alat yang
sangat efektif dalam menyebarkan informasi terkait stunting karena dapat menjangkau masyarakat secara luas. Namun,
keberhasilan dalam melakukan upaya ini membutuhkan kerjasama dari berbagai
pihak termasuk pemerintah, lembaga kesehatan hingga masyarakat. Kolaborasi yang
baik akan memastikan bahwa informasi yang disampaikan melalui media sosial
valid, akurat, dan dapat dipahami oleh semua kalangan. Mari memanfaatkan media
sosial untuk mengedukasi dan melindungi masa depan generasi kita. Dengan
membagikan informasi yang benar dan mempraktikkan kebiasaan sehat, kita dapat
menurunkan angka stunting dan memastikan Indonesia memiliki generasi yang lebih
kuat dan cerdas. Ayo bersama cegah stunting
untuk masa depan Indonesia yg lebih baik!
Aveny, A. K. M., Trio Mahendra, Y.,
& Saputra, D. (2023). Literasi Digital Literasi Digital Sebagai Upaya
Menangkal Hoax di Lingkungan Masyarakat Indonesia. Jurnal Tonggak Pendidikan
Dasar : Jurnal Kajian Teori Dan Hasil Pendidikan Dasar, 2(1), 32-43.
https://doi.org/10.22437/jtpd.v2i1.22866
Mistari,
N., & Rahim, R. (2023). Pemanfaatan Media Sosial sebagai Media Penyajian
Konten Edukasi Stunting untuk Ibu Hamil. Remik:
Riset Dan E-Jurnal Manajemen Informatika Komputer, 7(3), 1276-1290.
Mutaqin,
R., Dharmopadni, D. S., & Azwir, M. A. (2024). Peran Media Sosial Dalam
Kampanye Kesehatan Anak Untuk Mencegah Stunting. JPMAS: Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 2(1).
Khatimah,
H., Ramadina, M., & Malta, R. (2024). Sosialisasi Pencegahan dan
Penanggulangan Stunting di Kelurahan Teluk Kabung Selatan. Open Community Service Journal, 3(1),
27–32. https://doi.org/10.33292/ocsj.v3i1.62