Rabu, 15 Januari 2025

Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat tentang Stunting

 

Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat tentang Stunting

Disusun Oleh: Direktorat Penelitian dan Pengembangan ISMKMI Jakarta Raya 2024


ilustrasi peran media sosial(sumber:https://www.freepik.com/)



Stunting merupakan masalah kesehatan serius bukan sekedar masalah fisik, namun lebih daripada itu. Anak-anak yang mengalami stunting berisiko mengalami hambatan kognitif, keterbatasan perkembangan otak, dan penurunan imunitas. Hasil analisis dalam penelitian yang dilakukan oleh Khatimah et al., (2024) menunjukan bahwa stunting memiliki dampak yang sangat besar terhadap tumbuh kembang anak dan masa  depan bangsa. Anak-anak yang stunting cenderung memiliki kapasitas belajar yang lebih rendah, sehingga mempengaruhi prestasi akademik dan kemampuan mereka untuk bersaing di dunia kerja. Ketika menginjak usia dewasa, stunting juga meningkatkan risiko penyakit tidak menular, seperti diabetes dan hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya angka stunting di suatu negara berdampak langsung pada rendahnya kualitas sumber daya manusia. Melihat masih banyaknya  anak  Indonesia  yang  stunting  saat  ini,  sulit  untuk membayangkan bagaimana kondisi sumber daya manusia Indonesia di masa mendatang. Jika tidak segera diatasi, stunting dapat menjadi batu sandungan besar dalam menciptakan generasi emas yang kita impikan.

Seiring dengan perkembangan teknologi, media sosial menjadi salah satu alat paling efektif untuk menyebarluaskan informasi, termasuk isu-isu kesehatan seperti stunting. Indonesia memiliki penetrasi internet yang tinggi membuat media sosial menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Oleh karena itu, mari kita telusuri lebih jauh bagaimana sosial media dapat menjadi senjata untuk melawan stunting dan mengamankan masa depan generasi penerus bangsa.

1. Media Sosial  sebagai Alat Edukasi Publik

            Era digital seperti saat ini, media sosial memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi mengenai stunting, salah satunya dengan mempermudah akses komunikasi. Platform seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan Twitter menjadi alat untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mencegah stunting melalui kampanye yang mudah dipahami dan dapat diakses kapan saja. Berdasarkan penelitian Muttaqin., et al (2024) menunjukkan bahwa kampanye di media sosial berdampak positif dalam upaya pencegahan stunting. Setelah dilakukan kampanye, terjadi peningkatan pengetahuan di masyarakat, sehingga masyarakat menjadi lebih sadar pada penyebab stunting, faktor-faktor risiko, serta dampak negatifnya terhadap perkembangan anak-anak. Selain itu, hal ini juga diiringi dengan perubahan perilaku, dimana masyarakat mulai mengadopsi praktik-praktik sehat dalam merawat anak-anak, seperti memberikan nutrisi yang baik, mengikuti jadwal imunisasi, dan menghindari makanan tidak sehat.

            Media sosial yang semakin canggih dapat menyediakan fitur-fitur yang inovatif dalam penyampaian informasi, contohnya adalah penggunaan audio visual yang dikemas menjadi video menarik. Hal ini menjadi keunggulan media sosial untuk memberikan dampak positif, termasuk pada upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pencegahan stunting. Menurut penelitian Mistari dan Rahim  (2023), menjelaskan bahwa pemanfaatan media sosial yang baik dengan menggunakan video konten edukasi stunting di media sosial dapat mudah disajikan kepada masyarakat dan dapat menjangkau audiens lebih luas, sehingga membantu banyak orang untuk mengakses informasi tentang pertumbuhan anak khususnya stunting.

            Video animasi yang berupa edukasi pentingnya nutrisi untuk tumbuh kembang anak serta dampak stunting menjadi alat yg luar biasa efektif. Gambar animasi yg menarik mudah dipahami dan diingat, membuat masyarakat lebih mudah tergerak untuk melakukan perubahan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya pencegahan stunting. Pendekatan ini tidak hanya mempermudah pemahaman tetapi juga membuat konten edukasi lebih menarik dan mudah diingat (Mistari dan Rahim, 2023).

 

2. Tantangan dan Solusi

Media sosial mempunyai potensi yang besar sebagai alat edukasi publik, namun di sisi lain juga memiliki tantangan yg harus kita hadapi. Salah satu tantangan utamanya adalah maraknya hoax atau informasi yang tidak akurat mengenai kesehatan diikuti dengan kurangnya literasi digital dikalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan tidak semua orang dapat menyaring informasi yang benar sehingga rentan mempercayai berita palsu atau mengambil keputusan yang salah. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak termasuk pemerintah dan lembaga kesehatan dalam memastikan bahwa konten edukasi yang beredar di sosial media adalah informasi yang akurat dan terpercaya. Serta memberikan pelatihan literasi digital bagi masyarakat untuk mengajarkan cara memverifikasi informasi kesehatan secara daring (Aveny, Trio Mahendra, & Saputra, 2023). Masyarakat yang memiliki kemampuan memilah informasi yang benar menjadi modal utama dalam upaya edukasi melalui sosial media yang lebih efektif dan berdampak jangka panjang.

 

3. Dampak positif yang dapat dicapai

Pemanfaatan media sosial dalam mengkampanyekan pencegahan stunting memiliki potensi besar  untuk menciptakan perubahan yang positif sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan  kesadaran di  masyarakat. Masyarakat menjadi lebih memahami kebutuhan nutrisi anak, pentingnya ASI eksklusif, imunisasi, serta menjaga sanitasi dan kebersihan lingkungan untuk mendukung tumbuh kembang anak. Tak hanya itu, pemahaman yang baik akan mendorong perubahan perilaku masyarakat yang tidak hanya berkontribusi pada pengurangan angka stunting, tetapi juga pada pembangunan generasi muda yang lebih sehat, cerdas, dan kompetitif di masa depan.

 

Media sosial dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam menyebarkan informasi terkait stunting karena dapat menjangkau masyarakat secara luas. Namun, keberhasilan dalam melakukan upaya ini membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak termasuk pemerintah, lembaga kesehatan hingga masyarakat. Kolaborasi yang baik akan memastikan bahwa informasi yang disampaikan melalui media sosial valid, akurat, dan dapat dipahami oleh semua kalangan. Mari memanfaatkan media sosial untuk mengedukasi dan melindungi masa depan generasi kita. Dengan membagikan informasi yang benar dan mempraktikkan kebiasaan sehat, kita dapat menurunkan angka stunting dan memastikan Indonesia memiliki generasi yang lebih kuat dan cerdas. Ayo bersama cegah stunting untuk masa depan Indonesia yg lebih baik!

 DAFTAR PUSTAKA

Aveny, A. K. M., Trio Mahendra, Y., & Saputra, D. (2023). Literasi Digital Literasi Digital Sebagai Upaya Menangkal Hoax di Lingkungan Masyarakat Indonesia. Jurnal Tonggak Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian Teori Dan Hasil Pendidikan Dasar, 2(1), 32-43. https://doi.org/10.22437/jtpd.v2i1.22866

Mistari, N., & Rahim, R. (2023). Pemanfaatan Media Sosial sebagai Media Penyajian Konten Edukasi Stunting untuk Ibu Hamil. Remik: Riset Dan E-Jurnal Manajemen Informatika Komputer, 7(3), 1276-1290.

Mutaqin, R., Dharmopadni, D. S., & Azwir, M. A. (2024). Peran Media Sosial Dalam Kampanye Kesehatan Anak Untuk Mencegah Stunting. JPMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1).

Khatimah, H., Ramadina, M., & Malta, R. (2024). Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan Stunting di Kelurahan Teluk Kabung Selatan. Open Community Service Journal, 3(1), 27–32. https://doi.org/10.33292/ocsj.v3i1.62